Pandeglang – Gebyar kurikulum merdeka dan penerapannya mempunyai arti penting tersendiri bagi para pendidik di seluruh Nusantara. SMA N 11 Pandeglang juga tak ketinggalan mengimplementasikan kurikulum merdeka, walaupun baru dilaksanakan awal di kelas Fase E X. Berbagai projek dilaksanakan sebagai kegiatan akhir dari pembelajaran. Minggu-minggu ini, baru saja merampungkan projek ke-3 dengan tema kearifan lokal focus pada kegiatan menelusuri warisan masa lampau. Tak ayal berbagai khas kearifan local diangkat mulai dari jenis-jenis permainan tradisional seperti gobag, egrang, emprak, kasti dan lain-lain, juga makanan tradisional mulai dari jojorong, kikiping, pasung, dapros, paniarem, apem putih dan masih banyak lagi yang lainnya. Puncak dari kegiatan projek yang dilaksanakan mulain dari tanggal 12-18 Mei 2023 adalah berupa kunjungan studi observasi kearifan lokal ke Banten, dengan agenda utama mengunjungi musium kepurbakalaan dan makom Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Sesi akhir yaitu menggelar final permainan tradisional di Pantai Anyer hingga menjelang waktu kepulangan kesekolah tercinta.
Kepala SMA N 11 Pandeglang, Siti Mulyawati, M.Pd menjelaskan bahwa pelaksanaan project tema kearifan lokal sangat penting sekali terutama dalam memahami, memaknai berbagai permainan dan makanan tradisional, dilanjutkan dengan melakukan kunjungan ke Banten lama untuk mengenal museum kepurbakalaan dengan berbagai koleksi artefak sejarah Banten dan berziarah ke makom Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Beliau juga berpesan agar dalam mengikuti kegiatan ini sungguh-sungguh dengan penuh keseriusan, terima kasih untuk dukungan semuanya sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik, mudah-mudahan acaranya berjalan dengan lancar, aamiin YRA, pungkasnya.
Menurut Istiadzah, S.Pd, selaku ketua Projek kearifan lokal, bahwa Projek penguatan profil pelajar Pancasila dalam kurikulum merdeka sangat membantu siswa untuk memahami dirinya sebagai pelajar yang memiliki karakter. Peserta Didik juga terlibat aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan dan dapat menyalurkan minat bakatnya sehingga pembelajaran terasa menyenangkan.
Kegiatan pembelajaran yang berbasis Projek, dalam pelaksanaannya membutuhkan lingkar sosial yang dinamis, disinilah terjalin kolaborasi yang dapat mendorong semangat senang bekerjasama, saling mengapresiasi dan saling memberikan dukungan satu sama lain baik siswa maupun guru.
Senada menurut Siti Nurwendah, S.Pd, selaku fasilitator fase E kelas X.6,kegiatan projek P5 dengan tema Kearifan lokal ini sangat menarik untuk di ikuti oleh siswa siswi SMAN 11 Pandeglang karena banyak hal hal yang berkaitan dengan permainan permainan tradisional yang bisa mereka kenali. Seperti permainan gobag sodor, dampu, engkle, lompat karet, egrang, permainan permainan tradisional ini ternyatasangat menarik minat siswa untuk mengikutinya. Selain itu siswa-siswi juga di ajak mengenali makanan khas daerah Banten, melakukan ziarah ke Banten lama sebagai upaya mempertahankan tradisi-tradisi yang ada di daerah Banten dan mereka antusias mengikuti kegiatan tersebut. (TMEG)